Marilah kita buktikan dan realisasikan ungkapan syukur

Kamis, 26 Januari 2012

Untuk mengetahui pengertian syukur yg sebenarnya, marilah kita perhatikan penjelasan di dalam kitab i'anatuththolibin berikut ini :

"Asysyukru lughotan huwalhamdul'urfiyyu, wa'urfan shorful'abdi jamii'a maa an'amallohu bihi 'alayh fiimaa chuliqo liajlih ay an yashrifa jamii'al a'dlooi walma'anillati an'amallohu 'alayh bihaa fiththoo'aatillati thulibasti'maaluhaa fiiha"

Artinya: "syukur menurut pengertian bahasa adalah pujian (alhamdulillah) sebagaimana umumnya. Adapun syukur menurut pengertian syari'at adalah menyalurkan (mendaya fungsikan) semua yg telah di karuniakan Alloh kepadanya menurut fungsi dan tujuan sesuatu itu di ciptakan. Dengan kata lain, menyalurkan semua potensi tubuh yg telah di karuniakan oleh Alloh ta'alaa. Baik secara formal maupun substansial untuk tujuan pengabdian kepada Alloh ta'alaa."

Dengan kata lain, bahwa bersyukur berarti menggunakan keni'matan dan anugerah Alloh ta'alaa. Pada misi pengabdian dan keta'an yg di ridloi-Nya.

Imam nawawi menjelaskan dalam kitab tafsirnya sebagai berikut:
"wakhaqiiqotusysyukri Al i'tirofu bini'matilmun'im ma'a ta'adhzimiih"

Artinya : "esensi syukur adalah pengakuan atas keni'matan yg di berikan oleh sang maha pemurah disertai sikap mengagungkan-nya"

Dengan demikian, kita menjadi tahu betapa pentingnya rasa syukur itu untuk senantiasa ditumbuhkan dan dijaga dalam diri kita. Sebab dengan bersyukur, maka kita akan selalu ingat kepada yg memberi, serta untuk apa keni'matan itu semestinya kita gunakan. Sikap bersyukur akan menjadi kontrol bagi kita agar selalu dapat menggunakan keni'matan sesuai fungsi yg sebenarnya.

Untuk dapat bersyukur dengan baik, kita perlu mengetahui bahwa karunia Alloh itu tidak hanya bersifat materi, namun mencakup banyak hal, antara lain kesehatan, kekaya'an, keahlian, kesempatan, kemampuan intelektual dan lain sebagainya. Bahkan karunia terbesar yg di berikang Alloh ta'ala, itu adalah keimanan. Maka kita mesti tergugah dan sadar untuk selalu memelihara dan memupuknya, sebagai realisasi dari rasa syuku akan anugerah tersebut. Sebaliknya, jika karunia yg kita miliki itu tidak di syukuri akan berakibat buruk pada diri kita sendiri.

Kekaya'an dan harta benda, apabila tidak di syukuri akan menjebak diri kita pada mental materialistik, hidup pada pola konsumeristik yg di perbudak oleh harta dan kekaya'an. Pada akhirnya akan menjauhkan diri kita dari jati diri sebagai manusia yg mulia. Alloh ta'ala mengingatkan dalam firman-Nya :
"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya" (Qs. Al isroo' : 26-27)

Marilah kita buktikan dan realisasikan ungkapan syukur atas segala ni'mat karunia Alloh yg telah di curahkan kepada kita dengan seoptimal mungkin. Kita gunakan umur, harta benda, kesehatan dan kemampuan tenaga serta ilmu yp kita miliki untuk berbakti kepada Alloh ta'alaa, memberikan kemaslahatan dan kemanfa'atan bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara.

Dengan pembuktian syukur yg benar dan profesional, Alloh menjamin akan memberikan tambahan anugerah dan keni'matan yg lebih banyak dan kehidupan yg lebih baik, serta kelak memperoleh kebahagia'an di akhirat dan terhindar dari siksa api neraka.

Alloh ta'alaa berfirman : "sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (ni'mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni'mat-Ku), Maka sesungguhnya 'adzab-Ku sangat pedih." (Qs. Ibrohim : 7)

secara tegas ayat tersebut menyatakan tentang syukur dan implikasinya, serta akibat buruk yg akan menimpa orang yg mengingkari anugerah dan ni'mat Alloh ta'alaa.

Semoga Alloh ta'alaa selalu memberikan penerangan hati kita, untuk selalu mengingat keni'matan yg telah kita terima, lalu kita mensyukurinya, amin.
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar